Selasa, 13 Desember 2011

Radang paru-paru


Pneumonia
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
A Xray showing a white wedge in the right lung field of a chest X-ray.











Radang paru-paru (bahasa Inggris: pneumonia) adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol. Gejala yang berhubungan dengan radang paru-paru termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernapas. Alat diagnosa termasuk Sinar-X dan pemeriksaan dahak. Perawatan tergantung dari penyebab radang paru-paru; radang paru-paru disebabkan bakteri dirawat dengan antibiotika.
Radang paru-paru adalah penyakit umum, yang terjadi di seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab kematian peringkat atas di antara orang tua dan orang yang sakit menahun. Vaksin untuk mencegah beberapa jenis radang paru-paru bisa diperoleh. Prognosis perseorangan tergantung dari jenis radang paru-paru, perawatan yang cocok, komplikasi lainnya, dan kesehatan orang tersebut. Jenis radang paru-paru dari lokasi infeksi dapat dibagi menjadi:
1. Infeksi ambulant pneumonia atau di luar rumah sakit Penyebab: Streptococcus pneumonia ( 30-60 % )
2. Infeksi nosokomial pneumonia atau pasien memperolehnya dari masa dia tinggal di rumah sakit Penyebab: > 60 % Gram negativ misalnya Pseudomonas dan sisanya gram positiv seperti staphylokokken
Pembagian ini penting karena bakteri yang berasal dari rumah sakit memiliki komplikasi yang lebih tinggi dan memerlukan penangana antibiotika yang lebih selektif dibandingkan dengan yang diterima ambulant atau di luar rumah sakit.
Salah satu kasus radang paru-paru yang mempunyai tingkat kematian tinggi pada saat ini adalah kasus radang paru-paru yang disebabkan oleh Flu burung.
Jenis radang paru-paru dari anatominya:
1. Bronchopneumonia Penyebabnya kebanyakan bakteri. Dibandingkan dengan lobarpneumonia, bronchopneumonia mempunyai lokalisasi penyebarannya yang berbeda sesuai dengan susunan bronkus dan bronkiolus.
2. Lobarpneumonia Penyebabnya yang khas adalah bakteri streptococcus pneumonia. Lokalisasi penyebaran adalah satu lobar dari paru paru Sebutan khas juga disebabkan oleh proses patologisnya yang melalui 6 fase : a Red hepatisation ( hemorhagic atau peradangan dengan pendarahan hari 1 dan 2)
b Gray hepatisation ( fibrin exsudat atau peradangan fibrin ca. hari 2-4 )
c Yellow hepatisation ( abszess atau peradangan dengan diesrtai nanah ca hari 5-6 )
d Lyse ( fase resorpsi atau penyerapan ca hari 9-10 )
e Restitutio ad integrum (ca.14 Tag)
Disebut hepatisation atau hepatisasai karena jaringan paru-paru dalam masa peradangan menyerupai jaringan organ hati dalam histologinya.
3. Interstielle pneumonia
Lokalisasi radang adalah interstitial. Penyebabnya kebanyakan virus ( Virus RS, Adeno-,Parainfluenza-, Influenza A-, CMV-, Campak ), mykoplasma, dll. Sel infiltrasi dapat ditemukan di biopsi paru-paru dan mempunyai khas histologi infiltrat limphosit.
Pneumonia oleh virus pada orang sehat: Infeksi primer Respiratory syncitial virus ( RSV ), Parainfluenzavirus, Influenza, Adenovirus, Infeksi sekundar atau systemik virus campak , cacar / VZV Varizella Zoster Virus , Adenovirus
Pneumonia virus pada Immuninkompetent atau pasien yg kekebalan tubuhnya rendah CMV Cytomegali Virus Herpes Simplex Virus VZV Adenovirus

Sabtu, 30 Juli 2011

TEHNIK BUDIDAYA PEMBESARAN LELE SANGKURIANG ( CLARIAS. SP )


TEHNIK BUDIDAYA PEMBESARAN LELE SANGKURIANG
( CLARIAS. SP )

I.         Ukuran Kolam dan Jumlah Benih

  • 5 × 2 × 1,5 meter dengan ketinggian awal air 50 cm untuk 1.000 – 1.200 ekor.
  • 10 × 5 × 1,5 meter dengan ketinggian awal air 50 cm 5.000 – 6.000 ekor.
  • 12 × 8 × 1,5 meter dengan ketinggian awal air 50 cm 10.000 - 11.500 ekor.
NB. Kepadatan Lele sangkuriang 100 – 120 ekor / M2.

II.  Teknik Pembuatan dan Persiapan Kolam

·         Buatlah kolam semen, tanah, ataupun bambu sesuai dengan keinginan.
  • Kolam apapun dianjurkan dilapisi terpal( dianjurkan orange ).
  • Khusus kolam bambu ruas atau buku bambu dianjurkan menghadap keatas ( untuk bambu penyanggah ) dan untuk bambu penahan terpal ruas / buku di anjurkan searah.
  • Agar ketinggian dinding kolam dari permukaan tanah tidak terlalu tinggi sebaiknya dasar kolam di gali antara 30 hingga 60 cm.
  • Isi kolam dengan air bersih dengan ketinggian air awal 50 cm.
  • Kompos kolam dengan kotoran kambing dengan dosis 1.5 kg / m2 dan herbal dengan dosis 20 cc/ 10 m2 (Rumus herbal : 20 cc herbal + 2 sdm garam + 5 liter air lalu taburkan merata ke kolam) biarkan selama 8 hari.
  • Setelah 8 hari angkat kompos di pagi hari jika air kolam tidak berubah warna ( masih bening ) injak kompos berkali – kali hingga air kolam berubah warna. Pada sore harinya masukkan benih, caranya; tambahkan air didalam wadah benih dengan air kolam yang sudah di kompos secukupnya biarkan selama -/+ 10 menit, kemudian memiringkan wadah plastik benih diatas permukaan air kolam dan biarkan benih keluar dengan sendirinya.
  • Tebarkan benih pada sore hari atau pagi hari ( dianjurkan sore ).

III. Teknik Tata Guna Pakan dan Ketinggian Air Kolam

  • Asumsi benih 1000 ekor.
  • Asumsi pakan 100 kg dengan takaran 30% pelet apung & 70% pelet tenggelam.
  • Asumsi masa pemeliharaan 40 - 60 hari
  • Pakan di segmen pembesaran; L 1, PL 2, PL 3 ( pelet apung ), dan SNL ( pelet tenggelam ).
  • Lihat di tabel tata guna Pakan dan Air.
  • Pemberian pelet apung ditebar dibeberapa titik sedangkan pelet tenggelam cukup disatu titik.
  • Sebelum pellet ditebarkan basahi pellet dengan air hangat secukupnya di aduk - aduk merata dan biarkan sebentar setelah itu barulah ditebarkan ke kolam lele.
  • Pemberian pakan sehari 2 – 3 kali ( atau lebih ).
  • Rentang waktu pemberian pakan minimal 3 jam.
  • Jangan memberi pakan sebelum jam 9 pagi dan diatas jam 10 malam.
  • Jangan memberi pakan disaat turun hujan ( tunggu setelah hujan reda +/- 1 jam ).








Tabel Ukuran Kolam dan Terpal Segmen Pembesaran

Ukuran Kolam
Ukuran Terpal
Daya Tampung
Harga Perkiraan
5 × 2 M
8 × 5 M
1000 – 1200 ekor
-/+ Rp.   400.000,.
10 × 5 M
13 × 8 M
5.000 – 6.000 ekor
-/+ Rp.1.040.000,.
12 × 8 M
15 × 11 M
10.000 – 11.500 ekor
-/+ Rp. 1.650.000,.

Tabel Tata Guna Pakan dan Air.

Kode Pelet
Jumlah Pakan
Ketinggian Air
Jenis dan Persentase Pelet
L 1
3 kg
50 cm
Apung
30%
PL 2
5 kg
70 cm
PL 3
22 kg
90 cm
SNL
70 kg
100 – 120 cm
Tenggelam
70%
Total
100 kg

100%

MARI BERHITUNG!!!!
Biaya Inventaris :
Kolam………………? ( tergantung media kolam )
Perlengkapan……….? ( tergantung kebutuhan dan selera )

Biaya Produksi :
Benih ukuran 5 – 6 cm 1000 @ Rp. 150,.______________  Rp.   150.000
Pelet L 1 ---------- --3 kg. @ Rp. 8.000,._______________     Rp.     24.000
Pelet PL 2----------- 5 Kg. @ Rp. 8.000,._______________    Rp.     40.000
Pelet PL 3--------- 22 Kg. @ Rp. 8.000,._______________     Rp.   176.000
Pelet tenggelam—70 Kg. @ Rp. 5.000,._______________     Rp.   280.000
                                                                                                Rp.   670.000.-
Note: Volume pellet tenggelam bisa dikurangi untuk menekan biaya produksi bila benih lele sudah memenuhi syarat pasar.

Asumsi Jual : 110 kg  - 150 kg per 1000 benih.
Asumsi harga jual Rp. 9000 – Rp. 11.000 ( harga petani )
Asumsi harga jual Rp. 12.000 – Rp. 15.000 ( harga pasar )

Rumus Laba - Rugi = Total Penjualan - Biaya Produksi
Contoh I: (9000 × 110 = 990.000) – 670.000 = 320.000.- [asumsi terendah]
Contoh II: ( 11.000 × 140 = 1.540.000 ) – 670.000 = 870.000.- [asumsi standard]